Sunday 20 June 2010

Pewarna Batik Alami Dari Kulit Manggis

Sebagai ucapan selamat dan rasa salut pada temanku Annisa Saraswati yang telah meneliti "Kulit Manggis Sebagai Pewarna Batik Alami" Saya Radityo Mahmud Tavipiono turut bangga punya teman seperti dia hehehee, Oleh sebab itu saya berusaha memposting artikel yang saya dapat dari website Universitas Negeri Yogyakarta sebagai ucapan selamat atas keberhasilan Penelitian tentang Kulit Manggis ini.
KULIT MANGGIS SEBAGAI PEWARNA BATIK ALAMI

Sekelompok mahasiswa UNY yaitu Annisa Saraswati jurusan kimia dan Devy Indah Lestari jurusan pendidikan IPA FMIPA UNY serta Bexzy Kurnilasari jurusan pendidikan teknik busana FT UNY mengeksploitasi kulit manggis sebagai pewarna alam untuk kain batik. Menurut Annissa Saraswati, mereka tertarik melakukan penelitian ini karena mengetahui bahwa kulit manggis mempunyai kandungan kimia yang banyak dan sangat menguntungkan.

Kulit manggis mempunyai pigmen warna yang cocok untuk dijadikan sebagai pewarna serta mengandung sejumlah pigmen yang berasal dari dua metabolit, yaitu mangostin dan β-mangostin. Jika semua kandungan yang terdapat pada buah manggis tersebut diekstraksi, maka akan didapati bahan pewarna alami berupa antosianin yang menghasilkan warna merah, ungu, dan biru.

Kulit buah manggis juga mengandung flavan-3,4-diols, yang tergolong senyawa tannin dan dapat digunakan sebagai pewarna alami pada kain. Tannin adalah salah satu zat warna yang terdapat dalam berbagai tumbuhan dan yang paling baik adalah dalam manggis.

Devy Indah Lestari menambahkan bahwa selama ini bahan pewarna alami yang digunakan antara lain daun pohon nila (Indofera), kulit pohon soga tingi (Ceriops candolleans arn), kayu tegeran (Cudraina javanensis), kunyit (curcuma), akar mengkudu (Morinda citrifelia), kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum), kesumba (Bixa orelana), dan daun jambu biji (Psidium guajava).

Melalui pemanfaatan kulit manggis sebagai pewarna alami kain batik, diharapkan meningkatkan hasil produksi kain batik alam karena dapat membantu para pengrajin batik untuk memperoleh bahan baku pewarna alam selain menjadi sarana pengolahan limbah sehingga meningkatkan nilai guna buah manggis.


Bexzy Kurnilasari menerangkan pembuatan pewarna alami kain batik meliputi 2 tahap, membutuhkan sebanyak 2 kg kulit manggis kering. Dua kg kulit manggis kering dapat menghasilkan 80 liter pewarna kulit manggis. Tahap pertama pembuatan kulit manggis menjadi pewarna alam, dan tahap kedua pembuatan kain batik dari pewarna kulit manggis tersebut. Adapun tahapan proses pembuatan pewarna alam adalah kulit manggis dicuci, dikeringkan dan dihaluskan agar dalam ekstraksi mendapatkan hasil sempurna lalu diblender. Kemudian dimasukkan dalam petroleum eter.

Setelah lemak dipisahkan kulit manggis diekstrak menggunakan etanol 95 % sedangkan larutan basa berair diekstrak dengan klorofom agar tannin terpisah dengan senyawa lainnya, lalu diuapkan untuk mendapatkan kristal warna coklat yang digunakan untuk mewarnai batik. Sedangkan pembuatan kain batik dari pewarna kulit manggis adalah kain dibuat motifnya lebih dahulu setelah itu dilakukan perekatan dengan malam untuk menahan warna. Proses berikutnya disebut medel yaitu pencelupan warna dasar kain pada zat warna yang berasal dari pengenceran kristal kulit manggis. Dilanjutkan dengan ngerok atau menghilangkan malam klowon tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Keren ya, Penelitian "KULIT MANGGIS SEBAGAI PEWARNA BATIK ALAMI". Semoga dapat memicu mahasiswa lain untuk lebih bersemangat belajar.

Pewarna Batik Alami Dari Kulit Manggis

Setelah membaca artikel ini kami mohon anda merecommeded dengan mengklik g+ diatas.

No comments:

Post a Comment

free counters